Pembelajaran TIK Ala Sekolah Terpencil
Oleh: Edi Arham, S.Pi., M.Pd
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sejak
awal abad ke 21 hingga saat ini mengalami peningkatan yang cepat, dan
diprediksi kedepannya akan semakin cepat. Hal ini dipicu oleh persaingan antar
pelaku usaha TIK, baik sebagai perusahaan, lembaga maupun negara, dalam
menghasilkan produk yang lebih baik. TIK yang kini telah menjadi kebutuhan bagi
hampir seluruh umat manusia, menjadi obyek bisnis yang sangat menggiurkan untuk
digeluti.
Peran TIK yang begitu penting bagi peradaban manusia serta
telah menjadi salah satu lahan bisnis yang menjanjikan, merupakan alasan bidang
ini wajib masuk dalam kurikulum pendidikan.
Sehingga sangat tepat perjuangan PGRI
dalam upaya mengembalikan TIK sebagai salah satu mata pelajaran di seluruh
tingkatan sekolah. Setelah sempat dihapus pada kurikulum 2013, baca ”Tik
Bangkit Jasa Siapa” di http://pgri.or.id/
Kembalinya TIK dalam kurikulum pendidikan Indonesia harus
dijawab dengan kesiapan siswa, guru, sekolah
dan sarana penunjangnya. Karakteristik mata pelajaran TIK yang cukup berbeda
dengan mata pelajaran lain, membutuhkan fasilitas seperti: listrik, jaringan
seluler, jaringan internet, komputer serta peralatan pembelajaran berbasis
teknologi lainnya. Tujuannya yaitu agar proses dan tujuan pembelajaran TIK
dapat tercapai dan berjalan dengan baik.
Bagi sekolah yang berada di daerah perkotaan atau daerah
yang sarana pendukungnya tersedia, pembelajaran TIK mungkin akan berproses
tanpa hambatan. Namun bagaimana dengan sekolah-sekolah yang berada di daerah
pinggiran dan terpencil? Sekolah yang tidak memiliki fasilitas listrik,
jaringan seluler, jaringan internet dan peralatan TIK. Apakah pembelajaran TIK
akan berproses sesuai harapan tanpa hambatan? Jawabannya, tentu tidak. Proses
dan hasilnya tentu akan berbeda, namun demikian bukan menjadi alasan bahwa
pembelajaran TIK tidak dapat dilaksanakan di sekolah-sekolah terpencil.
Sebagai seorang guru yang bertugas di salah satu sekolah
terpencil, yaitu di SD Negeri Lalowata, Kecamatan Latoma, Kabupaten Konawe, Sulawesi
Tenggara, penulis menyadari keterbatasan itu. Tetapi sebaliknya, keterbatasan
listrik, jaringan seluler, jaringan internet dan peralatan pembelajaran
berbasis teknologi lainnya, justru menjadi pemicu untuk mengembangkan media
pembelajaran dan berbagai metode serta pendekatan yang dapat menunjang
ketercapaian tujuan pembelajaran TIK.
Secara resmi, pembelajaran TIK memang belum diterapkan di SD
Negeri Lalowata. Namun demikian, penulis telah melakukan pengenalan TIK kepada
siswa, baik sebagai sebuah mata pelajaran maupun sebagai media yang dapat
mendukung pembelajaran pada mata pelajaran lain. Tujuannya agar siswa dapat
mengenal TIK seawal mungkin, tidak gagap teknologi (Gaptek) sebelum keluar dari lingkungannya saat ini, daerah
terpencil. Selain itu, secara perlahan sekolah mencoba mengembangkan program
Membangun Ekosisitem Sekolah Berbasis TIK, baca “Membangun Ekosistem Sekolah Berbasis
TIK” di http://wijayalabs.com/
Dalam memperkenalkan TIK sebagai mata pelajaran kepada siswa,
penulis menempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1) Mendeskripsikan TIK, 2)
Menunjukkan berbagai peralatan TIK, 3) Memperagakan cara kerja peralatan TIK
dan 4) Melatih siswa menggunakan perlatan TIK yang tersedia. Sedangkan TIK
sebagai media pembelajaran, penulis mengembangkan beberapa media pembelajaran berbahan
TIK, mengembangkan metode dan pendekatan pembelajaran serta menggunakan
aplikasi TIK offline. Tentunya, keseluruhan peralatan TIK yang digunakan adalah
peralatan yang sepenuhnya tidak tergantung oleh jaringan listrik, seluler dan internet.
Contoh tindakan pada tahap menunjukkan, memperagakan dan
melatih siswa, penulis menggunakan laptop dan Hp penulis dan guru lainnya. Keterbatasan
jumlah laptop dan HP diatasi dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
berkelompok. Berbagai pengetahuan dan keterampilan TIK sederhana, penulis
sampaikan kepada siswa. Keterampilan itu diantaranya: mengetik, membuka file, menyimpan
dan mengirim file, menggunakan fitur yang tersedia hingga menggunakan aplikasi offline
yang ada pada Hp.
Sedangkan contoh penggunaan TIK pada mata pelajaran lain,
salah satunya yaitu pada materi menulis percakapan, mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Penulis kembali menggunakan pendekatan pembelajaran PHP Guru (Pinjam Hand Phone
Guru) untuk meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa. Awalnya penulis
meminta siswa menggunakan HP mengambil foto aktifitas teman-temannya, di dalam maupun
di luar kelas. Dengan daya imajinasi masing-masing,
siswa kemudian menulis percakapan yang kira-kira sesuai dengan aktifitas
teman-temannya di dalam foto. Selanjutnya, potongan-potongan percakapan itu dirangkai
dengan foto menggunakan aplikasi seperti: Phototalks, Photocomic, Comicase dan
Picsay. Hasilnya, foto-foto berisi percakapan akan membentuk rangkaian cerita
komik foto yang menarik.
Terakhir, untuk penggunaan TIK sebagai media pembelajaran,
penulis mengembangkan media pembelajaran IPA berbahan TIK bagi sekolah
terpencil. Media tersebut bernama Mega Sigra (Media Pembelajaran Simulasi Gerhana).
Selain menggunakan alat dan bahan sederhana yang mudah ditemukan di lingkungan
sekitar, Mega Sigra juga dirangkai menggunakan peralatan TIK seperti: Laptop,
Kamera, headlamp, mesin jam dinding
dan tenaga baterai.
Penulis berharap, guru yang mengabdikan diri di sekolah-sekolah
terpencil dapat menggali seluruh potensi yang dimilikinya. Berbagai keterbatasan
bukan alasan untuk tidak menghasilkan inovasi-inovasi pembelajaran TIK, yang
konon katanya harus didukung fasilitas dan peralatan yang lengkap. Selain itu,
guru terpencil idealnya menjadi guru pembelajar yang selalu memperbarui
kompetensi dan informasi yang dimilikinya, salah satunya melalui link https://sejutaguru.wordpress.com/
Mantap
BalasHapusTerimakasih Om jay... masih belajar nulis
HapusMantap pak edi
BalasHapusterimakasih..
HapusSuippp
BalasHapushehehehe... makasih..
HapusKereen.... Guru hebat...
BalasHapusmakasih bu herna,
Hapusmasih belajar nulis n blum hebat,,,
Aku nyimak (kreatifitas nan kreatif) pembelajaran yang berkelanjutan dengan inofasi dan dedikasi yg tinggi ditunjang dgn waktu dan dukungan kluarga yg hebat!!!
BalasHapusSalam pembelajaran...
salam pembelajara balik...
HapusSungguh inovatif sekali, dan bisa menjadi inspiratif bagi guru-guru yang berada di daerah pedalaman lainnya. Salam guru 3T
BalasHapusTrimakasih...
Hapussemoga bermanfaat guru..
Pak Edi multy talenta nih... Keren Pak...
BalasHapusmakasih pak astawa...
Hapustapi belum sekeren bapak, hehehe
Subhanallah... Keren pak..
BalasHapusDi tunggu karya puisinya pak Eed...🙏😍💪😇
Makasih pak guru
Hapustapi pak sadakal... yang keren sebenarnya...
insyAllah coba, tapi dibimbing ya pak
Mantap pak.motivasi buat kami yg ada dipelosok.
BalasHapusmakasih... semoga bermanfaat..
HapusMenyimak....semoga nanti bisa juga buat tulisan. Mantap pak.... Lanjutkan.
BalasHapusterlalu merendah pak...
Hapusjustru yang harus jadi murid menulisx bapak, hehehe
Keren pak......
BalasHapusterimakasih bu murni...
HapusKeren banget pak...guru idola siswa
BalasHapustrimakasih...
HapusYuhuu.... menulis untuk menginspirasi. Salam santun pak!
BalasHapussalam balik pak ahkam...
Hapussemoga bisa menginspirasi seperti bapak, amin
Keren pak eed.... Salute...
BalasHapusmakasih bu guru...
Hapuscoba2 ikut kerennya ibu,,
Mantap pak.... Keren...
BalasHapusMakasih pak rolis...
HapusMantap pak ketua.....sang motivator guru" se kec.latoma.
BalasHapusmakasih dinda...
Hapusteman2 semua juga sang motivator...
Sangat menginspirasi��
BalasHapusmakasih bu siti..
HapusMantap Pak, kereeeen. 👍👍
BalasHapusterpencil bukan berarti terkucil.
terimakasih pak...
HapusKeren nih, Pak. Bisa jadi inspirasi.
BalasHapusmakasih pak cholid...
Hapusamin, semoga pak
Kerennn,smoga makin menginspirasi
BalasHapusmakasih bu umi...
Hapusini juga karena inspirasinya dari ibu,,
Sukses selalu pak. Walaupun dengan keterbatasan sarana dan prasana mampu melahirkan generasi yg luar biasa itu baru guru yang hebat
BalasHapusmakasih cika...
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKeren pak Edy..walau di daerah terpencil dan tertinggal tapi selalu memunculkan inovasi baru.
BalasHapusmakasih pak geradus,,, salam buat teman2
HapusNggak tau harus nulis apa. ...pujiannya sudah semua.
BalasHapushehehehe....
Hapusmakasih bu..
Mantap pak guru hebat....tulisannya sangat menginspirasi...
BalasHapusNB: saya sangat tertarik dengan inovasi pendekatan pembelajaran PHP...😁
HapusMakasih bu risca...
HapusPHP mah sederhana bu,,, yang penting guru2nya merelakan HP nya, heheheh
Semoga sukses selalu Pak Eed
BalasHapusamin... makasih pak eka..
Hapusmakasih pa eka..
BalasHapusamin...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusYeah... betul pak edi... keterbatasan sarana dan prasarana bukan alasan untuk tidak berinovasi.Mengenalkan TIK pada daerah terpencil yg pak edi lakukan semoga bisa menginspirasi guru lain dengan kondisi yabg serupa. Sukses guruku👍
BalasHapusKeterbatasan yang tak mengenal batas. Mantap pak Edi👍
BalasHapusSalut buat p. Eed...walaupun dinas d daerah terpencil tp semangat unt mencerdaskan ank bangsa tetap berkobar
BalasHapus