tes

Kamis, 20 Desember 2018

Pembelajaran TIK Ala Sekolah Terpencil


Pembelajaran TIK Ala Sekolah Terpencil

Oleh: Edi Arham, S.Pi., M.Pd


Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sejak awal abad ke 21 hingga saat ini mengalami peningkatan yang cepat, dan diprediksi kedepannya akan semakin cepat. Hal ini dipicu oleh persaingan antar pelaku usaha TIK, baik sebagai perusahaan, lembaga maupun negara, dalam menghasilkan produk yang lebih baik. TIK yang kini telah menjadi kebutuhan bagi hampir seluruh umat manusia, menjadi obyek bisnis yang sangat menggiurkan untuk digeluti. 

Peran TIK yang begitu penting bagi peradaban manusia serta telah menjadi salah satu lahan bisnis yang menjanjikan, merupakan alasan bidang ini wajib masuk dalam kurikulum pendidikan.
Sehingga sangat tepat perjuangan PGRI dalam upaya mengembalikan TIK sebagai salah satu mata pelajaran di seluruh tingkatan sekolah. Setelah sempat dihapus pada kurikulum 2013, baca ”Tik Bangkit Jasa Siapa” di http://pgri.or.id/

Kembalinya TIK dalam kurikulum pendidikan Indonesia harus dijawab dengan kesiapan siswa,  guru, sekolah dan sarana penunjangnya. Karakteristik mata pelajaran TIK yang cukup berbeda dengan mata pelajaran lain, membutuhkan fasilitas seperti: listrik, jaringan seluler, jaringan internet, komputer serta peralatan pembelajaran berbasis teknologi lainnya. Tujuannya yaitu agar proses dan tujuan pembelajaran TIK dapat tercapai dan berjalan dengan baik.

Bagi sekolah yang berada di daerah perkotaan atau daerah yang sarana pendukungnya tersedia, pembelajaran TIK mungkin akan berproses tanpa hambatan. Namun bagaimana dengan sekolah-sekolah yang berada di daerah pinggiran dan terpencil? Sekolah yang tidak memiliki fasilitas listrik, jaringan seluler, jaringan internet dan peralatan TIK. Apakah pembelajaran TIK akan berproses sesuai harapan tanpa hambatan? Jawabannya, tentu tidak. Proses dan hasilnya tentu akan berbeda, namun demikian bukan menjadi alasan bahwa pembelajaran TIK tidak dapat dilaksanakan di sekolah-sekolah terpencil.

Sebagai seorang guru yang bertugas di salah satu sekolah terpencil, yaitu di SD Negeri Lalowata, Kecamatan Latoma, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, penulis menyadari keterbatasan itu. Tetapi sebaliknya, keterbatasan listrik, jaringan seluler, jaringan internet dan peralatan pembelajaran berbasis teknologi lainnya, justru menjadi pemicu untuk mengembangkan media pembelajaran dan berbagai metode serta pendekatan yang dapat menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran TIK. 

Secara resmi, pembelajaran TIK memang belum diterapkan di SD Negeri Lalowata. Namun demikian, penulis telah melakukan pengenalan TIK kepada siswa, baik sebagai sebuah mata pelajaran maupun sebagai media yang dapat mendukung pembelajaran pada mata pelajaran lain. Tujuannya agar siswa dapat mengenal TIK seawal mungkin, tidak gagap teknologi (Gaptek)  sebelum keluar dari lingkungannya saat ini, daerah terpencil. Selain itu, secara perlahan sekolah mencoba mengembangkan program Membangun Ekosisitem Sekolah Berbasis TIK, baca “Membangun Ekosistem Sekolah Berbasis TIK” di http://wijayalabs.com/

Dalam memperkenalkan TIK sebagai mata pelajaran kepada siswa, penulis menempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1) Mendeskripsikan TIK, 2) Menunjukkan berbagai peralatan TIK, 3) Memperagakan cara kerja peralatan TIK dan 4) Melatih siswa menggunakan perlatan TIK yang tersedia. Sedangkan TIK sebagai media pembelajaran, penulis mengembangkan beberapa media pembelajaran berbahan TIK, mengembangkan metode dan pendekatan pembelajaran serta menggunakan aplikasi TIK offline. Tentunya, keseluruhan peralatan TIK yang digunakan adalah peralatan yang sepenuhnya tidak tergantung  oleh jaringan listrik, seluler dan internet.

Contoh tindakan pada tahap menunjukkan, memperagakan dan melatih siswa, penulis menggunakan laptop dan Hp penulis dan guru lainnya. Keterbatasan jumlah laptop dan HP diatasi dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berkelompok. Berbagai pengetahuan dan keterampilan TIK sederhana, penulis sampaikan kepada siswa. Keterampilan itu diantaranya: mengetik, membuka file, menyimpan dan mengirim file, menggunakan fitur yang tersedia hingga menggunakan aplikasi offline yang ada pada Hp. 

Sedangkan contoh penggunaan TIK pada mata pelajaran lain, salah satunya yaitu pada materi menulis percakapan, mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penulis kembali menggunakan pendekatan pembelajaran PHP Guru (Pinjam Hand Phone Guru) untuk meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa. Awalnya penulis meminta siswa menggunakan HP mengambil foto aktifitas teman-temannya, di dalam maupun di luar kelas.  Dengan daya imajinasi masing-masing, siswa kemudian menulis percakapan yang kira-kira sesuai dengan aktifitas teman-temannya di dalam foto. Selanjutnya, potongan-potongan percakapan itu dirangkai dengan foto menggunakan aplikasi seperti: Phototalks, Photocomic, Comicase dan Picsay. Hasilnya, foto-foto berisi percakapan akan membentuk rangkaian cerita komik foto yang menarik.

Terakhir, untuk penggunaan TIK sebagai media pembelajaran, penulis mengembangkan media pembelajaran IPA berbahan TIK bagi sekolah terpencil. Media tersebut bernama Mega Sigra (Media Pembelajaran Simulasi Gerhana). Selain menggunakan alat dan bahan sederhana yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar, Mega Sigra juga dirangkai menggunakan peralatan TIK seperti: Laptop, Kamera, headlamp, mesin jam dinding dan tenaga baterai.


Penulis berharap, guru yang mengabdikan diri di sekolah-sekolah terpencil dapat menggali seluruh potensi yang dimilikinya. Berbagai keterbatasan bukan alasan untuk tidak menghasilkan inovasi-inovasi pembelajaran TIK, yang konon katanya harus didukung fasilitas dan peralatan yang lengkap. Selain itu, guru terpencil idealnya menjadi guru pembelajar yang selalu memperbarui kompetensi dan informasi yang dimilikinya, salah satunya melalui link https://sejutaguru.wordpress.com/

57 komentar:

  1. Balasan
    1. makasih bu herna,
      masih belajar nulis n blum hebat,,,

      Hapus
  2. Aku nyimak (kreatifitas nan kreatif) pembelajaran yang berkelanjutan dengan inofasi dan dedikasi yg tinggi ditunjang dgn waktu dan dukungan kluarga yg hebat!!!

    Salam pembelajaran...

    BalasHapus
  3. Sungguh inovatif sekali, dan bisa menjadi inspiratif bagi guru-guru yang berada di daerah pedalaman lainnya. Salam guru 3T

    BalasHapus
  4. Pak Edi multy talenta nih... Keren Pak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih pak astawa...
      tapi belum sekeren bapak, hehehe

      Hapus
  5. Subhanallah... Keren pak..
    Di tunggu karya puisinya pak Eed...🙏😍💪😇

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih pak guru
      tapi pak sadakal... yang keren sebenarnya...
      insyAllah coba, tapi dibimbing ya pak

      Hapus
  6. Mantap pak.motivasi buat kami yg ada dipelosok.

    BalasHapus
  7. Menyimak....semoga nanti bisa juga buat tulisan. Mantap pak.... Lanjutkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terlalu merendah pak...
      justru yang harus jadi murid menulisx bapak, hehehe

      Hapus
  8. Keren banget pak...guru idola siswa

    BalasHapus
  9. Yuhuu.... menulis untuk menginspirasi. Salam santun pak!

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam balik pak ahkam...
      semoga bisa menginspirasi seperti bapak, amin

      Hapus
  10. Mantap pak ketua.....sang motivator guru" se kec.latoma.

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih dinda...
      teman2 semua juga sang motivator...

      Hapus
  11. Mantap Pak, kereeeen. 👍👍

    terpencil bukan berarti terkucil.

    BalasHapus
  12. Keren nih, Pak. Bisa jadi inspirasi.

    BalasHapus
  13. Balasan
    1. makasih bu umi...
      ini juga karena inspirasinya dari ibu,,

      Hapus
  14. Sukses selalu pak. Walaupun dengan keterbatasan sarana dan prasana mampu melahirkan generasi yg luar biasa itu baru guru yang hebat

    BalasHapus
  15. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  16. Keren pak Edy..walau di daerah terpencil dan tertinggal tapi selalu memunculkan inovasi baru.

    BalasHapus
  17. Nggak tau harus nulis apa. ...pujiannya sudah semua.

    BalasHapus
  18. Mantap pak guru hebat....tulisannya sangat menginspirasi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. NB: saya sangat tertarik dengan inovasi pendekatan pembelajaran PHP...😁

      Hapus
    2. Makasih bu risca...
      PHP mah sederhana bu,,, yang penting guru2nya merelakan HP nya, heheheh

      Hapus
  19. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  20. Yeah... betul pak edi... keterbatasan sarana dan prasarana bukan alasan untuk tidak berinovasi.Mengenalkan TIK pada daerah terpencil yg pak edi lakukan semoga bisa menginspirasi guru lain dengan kondisi yabg serupa. Sukses guruku👍

    BalasHapus
  21. Keterbatasan yang tak mengenal batas. Mantap pak Edi👍

    BalasHapus
  22. Salut buat p. Eed...walaupun dinas d daerah terpencil tp semangat unt mencerdaskan ank bangsa tetap berkobar

    BalasHapus