tes

Selasa, 18 Desember 2018

Media Pembelajaran Robam Untuk Operasi Bilangan Bulat


Media Pembelajaran ROBAM untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat Positif dan Negatif  

EDI ARHAM 

SD Negeri Lalowata, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara 
ediarham@ymail.com 
  

Abstrak 

Media pembelajaran Robam (Rotan Bambu) dikembangkan dengan tujuan meningkatkan pemahaman konsep operasi hitung bilangan bulat positif dan bulat negatif siswa kelas IV SD.
Proses pengembangannya melalui empat tahapan yaitu:  pendefenisian (Define), Perancangan (Design), Pengembangan (Develop) dan penyebaran (Disseminate). Bahan utama pembuatan media pembelajaran Robam sangat sederhana, berupa batang rotan dan batang bambu yang dipotong-potong pendek. Pada operasi hitung bilangan bulat positif dan bulat negatif, penggunaan media pembelajaran Robam, lebih baik dibandingkan penggunaan garis bilangan, karena dapat mengantar pemikiran siswa pada sesuatu yang kongkrit dan realistik. Hasil uji validitas secara keseluruhan sebesar 87 %, menunjukkan media pembelajaran Robam sangat valid untuk digunakan. Hasil uji kepraktisan sebesar 89,24 %, juga menunjukkan media pembelajaran Robam sangat praktis untuk digunakan. Demikian pula hasil uji efektifitas media pembelajaran Robam, menunjukkan sangat efektif penggunaannya, berdasarkan  rata-rata nilai hasil belajar yang dicapai siswa pada kegiatan posttest, mencapai nilai 91,43. Nilai tersebut jauh meningkat dari nilai pretest yang hanya mencapai nilai 46,43. Juga jauh melampaui KKM yang diharapkan yaitu nilai 70,00. Nilai posttest juga sangat meningkat dari rata-rata hasil belajar yang dicapai siswa kelas IV tahun sebelumnya, pada materi pembelajaran serupa yaitu hanya mencapai nilai 67,50.  

Kata Kunci: Robam; Bilangan Positif; Bilangan Negatif; Operasi hitung; Garis Bilangan.




Cara Penggunaan Media Pembelajaran Robam.  

Sebelum melakukan operasi hitung bilangan bulat positif dan negatif untuk operasi penjumlahan dan pengurangan, siswa diberikan informasi tentang konsep suatu bilangan yang bernilai positif dan bernilai negatif. Dimana nilai positif (+) menunjukkan nilai lebih, sedangkan nilai negatif (-) menunjukkan nilai kurang. Setelah itu, untuk lebih mengingatkan siswa, konsep tersebut dihubungkan dengan media pembelajaran Robam, dimana potongan rotan melambangkan nilai positif dan potongan bambu melambangkan nilai negatif. Saat bambu dan rotan tersebut digabungkan dengan cara rotan dimasukkan ke dalam bambu, maka gabungan keduanya bernilai nol atau netral. 

Alasan sehingga rotan mewakilkan positif karena bersifat padat tanpa rongga, sedangkan bambu memiliki rongga yang diibaratkan sesuatu yang kurang. Kegiatan berikutnya, dilakukan penanaman konsep bahwa operasi hitung penjumlahan adalah proses menambahkan sesuatu pada yang sudah, sedangkan pengurangan adalah proses pengambilan atas sesuatu yang sudah ada. Proses menambah atau mengambil itulah, yang sangat mudah dan tepat dilakukan bila menggunakan media pembelajaran Robam. 

Secara garis besar, operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat positif dan negatif terdiri dari 10 jenis, yaitu: 
1) penjumlahan bilangan bulat positif dengan positif; 
2) penjumlahan bilangan bulat positif dengan negatif; 
3) penjumlahan bilangan bulat negatif dengan negatif; 
4) penjumlahan bilangan bulat negatif dengan positif; 
5) penjumlahan bilangan bulat positif dengan nol; 
6) pengurangan bilangan bulat positif dengan positif; 
7) pengurangan bilangan bulat positif dengan negatif; 
8) pengurangan bilangan bulat negatif dengan negatif; 
9) pengurangan bilangan bulat negatif dengan positif; 
10) pengurangan bilangan bulat negatif dengan nol (Irawan, 2014: 45). 

Namun dalam pelaksanaannya, 10 jenis operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat tersebut dapat berkembang menjadi 22 jenis operasi hitung. Keseluruhan 22 jenis operasi hitung tersebut, dalam proses perhitungannya sangat terbantu dengan menggunakan media pembelajaran Robam.    Robam memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan menggunakan media garis bilangan yang biasa dilakukan secara langsung di papan tulis. 

Nuh (2013: 79) mengungkapkan, penggunaan garis bilangan lebih mengarah pada pendekatan pengukuran. Dalam pembelajaran, pendekatan pengukuran berfungsi baik ketika    menyimbolkan bilangan bulat, operasi penjumlahan dan perkalian bilangan bulat  positif, tetapi akan menjadi kurang bermakna bagi siswa ketika diterapkan pada operasi pengurangan bilangan bulat serta perkalian dan atau perkalian bilangan bulat negatif. 

1 komentar: