Suara Guru Pelosok

Tak Untuk Dikucilkan... Tidak Harus Dibelakang... dan Jangan Mau Ketinggalan

tes

  • TANYA JAWAB (11)
  • BERITA (8)
  • PENGUMUMAN (5)
  • INOVASI PEMBELAJARAN (3)
  • VIDEO (3)
  • FOTO (2)
  • OPINI (2)
  • ANEKA (1)
  • ARTIKEL (1)

Sabtu, 03 September 2016

Tanya Jawab Guru Pembelajar

Pencerahan..: Tindak Lanjut Diklat IN GP..

Assalamualaikum
Beberapa info tentang Guru Pembelajar (GP) .. .
1.Guru pembelajar ada dibawah naungan P4TK
2. Setiap Guru wajib membuka akun registrasi guru pembelajar untuk mengetahui rapot yg masih merah..
2. P4TK secara serentak di seluruh Indonesia akan mulai membuka pendaftaran kelas untuk guru pembelajar pada tanggal 5 sept - 10 sept 2016
3. Pelaksanaan kelas pembelajaran dimulai pada tanggal 15 september - 30 Oktober 2016.
4. Langkah pembelajaran terbagi setiap sesi dan harus diselesaikan satu persatu
4. Awal November sudah membuat laporan
5. Di akhir pembelajaran setiap guru akan menerima sertifikat guru pembelajar secara langsung (apabila sudah lulus)
6. Untuk lebih jelasnya boleh ditanyakan kepada ketua MGMP masing".
7. MGMP sebagai pelaksana fasilitator guru pembelajar
[2/9 02.16] ‪+62 811-6681-471‬: [31/8 14.33] *TENTANG GURU PEMBELAJAR*
Mungkin bs untuk nambah informasi*
Nilai Tinggi Kok Merah, Nilai Rendah Kok Hitam, Mengapa…??
Selengkapnya...>>
Diposting oleh guru pelosok di 02.01 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: TANYA JAWAB

Video

Ibuuuuuuuu.............
Diposting oleh guru pelosok di 01.46 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: VIDEO

Video

Riza...maafin papa
Diposting oleh guru pelosok di 01.32 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: VIDEO

Video

Guru Inspirasi
Diposting oleh guru pelosok di 00.25 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: VIDEO

Jumat, 02 September 2016

Diklat IN Guru Pembelajar


Diposting oleh guru pelosok di 23.01 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: FOTO

BNI Tolak Uang Receh


Kabar Berita


Edi Arham
3 Agustus pukul 16:54
BNI Lepo-lepo Tolak Koin Rp 500 dan Rp 1000
Pagi tadi (3/8/16) sekitar pukul 08.40 WITA, saya mengantar putra saya yang duduk di kelas II SD, ke Bank BNI Lepo-lepo, Kendari, Sulawesi Tenggara. Tujuannya untuk menambah saldo di buku tabungan SIMPEL (Simpanan Pelajar) BNI miliknya. Kebetulan beberapa hari sebelumnya, putra saya membuka celengan koinnya yang telah dikumpulkannya beberapa bulan, dan Alhamdulillah berisi sekitar Rp 400 ribu.
Saat membuka celengannya itu, putra saya kemudian berkata akan memasukkan uang tersebut ke tabungan SIMPEL miliknya agar jumlahnya cepat bertambah banyak dan keinginannya untuk membeli sepeda baru cepat tercapai. Saya kemudian menjawab keinginan putra saya dengan mengatakan bahwa bila ingin ditabung di Bank, koin-koin tersebut hendaknya dipisahkan dan disusun rapi sesuai nominalnya dan memintanya untuk mengambil yang koin nominal Rp 500 dan Rp 1000 saja dan menyisihkan koin nominal Rp 200 dan Rp 100. Setelah koin Rp 500 dan Rp 1000 dipisahkan, selanjutnya kami bungkus secara rapi menggunakan selotif bening, masing masing Rp 10 ribu setiap bungkusnya dengan tujuan untuk memudahkan pihak bank saat menghitungnya, dan saat itu terkumpul sebanyak Rp 350 ribu,
Setelah mengantri cukup lama, sekitar pukul 10.00 WITA, tiba giliran nomor antrian kami dipanggil oleh teller. Dengan perasaan gembira, karena telah tiba gilirannya, putra kami kemudian menuju teller didampingi ibunya. Tapi apa yang terjadi kemudian sangat tidak kami harap dan bayangkan sebelumnya. Teller di Bank milik pemerintah itu menolak uang koin yang dibawa putra kami tersebut, untuk disetorkan kedalam tabungan SIMPEL miliknya. Dari kursi belakang dengan jelas saya melihat kesedihan dan kekecewaan putra saya sehingga saya berinisiatif maju ke teller untuk mempertanyakan mengapa hal tersebut bisa terjadi. Teller perempuan yang menerima putra saya awalnya ragu menjawab pertanyaan yang saya sampaikan dan meminta pendapat dari teller laki-laki yang berada disampingnya. Teller laki-laki itu kemudian menjawab bahwa itu sudah merupakan kebijakan bank dan mengarahkan kami menukarkan dulu ke swalayan atau toko-toko yang menurutnya banyak membutuhkan uang koin.
Karena tidak ingin membuat putra kami kecewa, kami kemudian menabung menggunakan pecahan kertas dengan jumlah yang sama. saat itu saya hendak berdebat lebih jauh dengan sang teller namun mengingat bahwa putra saya harus masuk sekolah pada saat itu juga, pukul 10.00 WITA, maka saya urungkan niat tersebut.
Dalam perjalanan pulang menuju ke sekolahnya, putra saya yang sejak dari teller terdiam terus mungkin akibat perasaan kecewaannya, tiba-tiba bertanya, “Ayah kenapa uang koinku tidak diterima?, tidak lakumika uang begitu?, padahal di sekolahku masih dipakeji beli nasi kuning”. Sebuah pertanyaan yang sangat sulit untuk saya jawab langsung termasuk ibunya, karena pertanyaan itu sebenarnya ada juga dalam pikiran kami saat itu. Setelah cukup lama terdiam, saya kemudian mencoba memberikan jawaban sekenaknya saja dengan mengatakan “Petugasnya nda tau hitung uang koin nak, apalagi jumlahnya agak banyak”. Dia kemudian diam mencoba mencerna dan mahami jawaban yang saya berikan. Untung sekolahnya berada tidak jauh dari Bank BNI sehingga ketika dia hendak mengomentari jawabanku tadi, kami telah tiba di depan sekolahnya.
Dari kejadian ini, beberapa hal yang mengganjal dalam hati dan pikiran saya serta ingin saya bagi dengan saudara-saudari warga Sultra Watch dalam bentuk pendapat dan pencerahan, diantaranya:
1. Apa memang transakasi di Bank-bank, utamanya milik pemerintah tidak boleh menggunakan pecahan koin Rp 500 dan Rp 1000. Kalau memang tidak bisa, apa tidak sebaiknya pecahan koin tersebut ditarik saja dan dinyatakan tidak berlaku.
2. Untuk ukuran orang dewasa, pecahan koin Rp 500 dan Rp 1000 mungkin sangat kecil, tapi bagi anak-anak usia SD apalagi anak-anak dari keluarga yang tingkat ekonominya dibawah rata-rata seperti kami, koin tersebut masih sangat berarti sehingga tentu akan sangat menyinggung perasaaan saat ada pihak yang menyepelekannya.
3. Saat dipromosikan pertama kali di sekolah putra kami, dikatakan, Tabungan SIMPEL diperuntukkan bagi pelajar SD hingga SMA dengan jumlah setoran berikutnya, minimal Rp 5000 dan tidak pernah dibatasi menggunkan pecahan tertentu selama pecahan tersebut masih berlaku menurut UU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang.
4. Bagaimana perasaan orang tua yang telah berupaya keras menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter (hidup hemat dan gemar menabung) sejak dini dengan cara mengajarkan putra-putrinya menyisihkan uang jajan yang diberikan, dalam bentuk celengan koin, tapi kemudian koin-koin tersebut seakan tidak memiliki nilai apa-apa saat seorang anak hendak menyetorkannya ke Bank.
5. Kepada pihak Bank BNI, apabila benar transakasi menggunakan pecahan koin tidak bisa dilakukan di Bank BNI, apa tidak sebaiknya membuat sebuah pengumuman tentang hal tersebut, kemudian dipampang di pintu masuk sehingga nasabah mengetahuinya lebih awal dan tidak perlu menunggu pelayanan/antrian yang cenderung lama diberikan oleh teller.
6. Akibat kejadian-kejadian seperti ini telah mendorong semakin banyaknya pihak yang enggan menggunakan uang koin dalam taransaksi jual beli. Seperti yang dikemukakan oleh pihak BI beberapa waktu lalu di sebuah media cetak, sehingga membuat pengumuman akan memberikan sanksi bagi pihak yang menolak pembayaran menggunakan koin.
7. Kami juga menyayangkan sikap teller BNI yang menyuruh kami menukarkan koin tersebut ke swalayan, padahal saat itu tujuan kami bukan untuk menukar uang pecahan koin tersebut dengan pecahan uang kertas agar lebih mudah dimasukkan ke dompet, tetapi untuk mengajarkan putra kami bagaiman cara hidup hemat dan gemar menabung sekaligus menunjukkan langsung cara bertransaksi Tabungan SIMPEL di Bank.
8. Siapa yang harus disalahkan ketika putra kami saat berada di sekolah kemudian bercerita atau memberikan informasi kepada teman-temanya atau bahkan kepada guru-gurunya, bila uang koin pecahan Rp 500 dan Rp 1000 sudah tidak laku di Bank.
Diposting oleh guru pelosok di 22.42 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: BERITA

Narasumber PPPPTK Matematika

Yang tersisa dari Diklat IN GP Tahun 2016 Kota Kendari

Diposting oleh guru pelosok di 21.26 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: FOTO
Postingan Lebih Baru Beranda
Langganan: Postingan (Atom)

Rekan Berbagi

Total Tayangan Halaman

Laporkan Penyalahgunaan

Guru Terpencil Itu Asyik....

guru pelosok
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

  • ►  2023 (2)
    • ►  Juli (2)
      • ►  Jul 28 (1)
      • ►  Jul 26 (1)
  • ►  2020 (1)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 01 (1)
  • ►  2019 (10)
    • ►  Januari (10)
      • ►  Jan 07 (1)
      • ►  Jan 06 (1)
      • ►  Jan 05 (8)
  • ►  2018 (18)
    • ►  Desember (14)
      • ►  Des 31 (2)
      • ►  Des 30 (1)
      • ►  Des 25 (1)
      • ►  Des 23 (2)
      • ►  Des 20 (1)
      • ►  Des 19 (2)
      • ►  Des 18 (3)
      • ►  Des 17 (1)
      • ►  Des 01 (1)
    • ►  November (1)
      • ►  Nov 15 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 10 (1)
    • ►  Juli (2)
      • ►  Jul 20 (1)
      • ►  Jul 01 (1)
  • ▼  2016 (7)
    • ▼  September (7)
      • ▼  Sep 03 (4)
        • Tanya Jawab Guru Pembelajar
        • Video
        • Video
        • Video
      • ►  Sep 02 (3)
        • Diklat IN Guru Pembelajar
        • BNI Tolak Uang Receh
        • Narasumber PPPPTK Matematika

Guruku Idolaku 2018

Guruku Idolaku 2018
Berani Mencoba

Juara 1 Inobel MIPA SD 2018

Juara 1 Inobel MIPA SD 2018
Apresiasi Dari Teman-teman Hebat

Workshop E-Learning

Workshop E-Learning
Bersama Ketua PGRI Sul-Tra dan Narsum Om Jay

Apa yang Dicari?

Terjemahan

Postingan Populer

  • Tanya Jawab Tentang Penyetaraan Jabatan dan Pangkat Guru Bukan PNS
    PENYETARAAN JABATAN DAN PANGKAT GURU BUKAN PNS Apa itu Penyetaraan Jabatan dan Pangkat bagi Guru Bukan PNS ? Jawab : Pemberian kesetaraa...
  • Pembelajaran TIK Ala Sekolah Terpencil
    Pembelajaran TIK Ala Sekolah Terpencil Oleh: Edi Arham, S.Pi., M.Pd Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) seja...
  • Cara Daftar di Web Kesharlindung Dikdas
    Assalamu Alaikum Wr. Wb. Bapak Ibu Guru... Salam Pendidikan... Untuk dapat mengakses Web. Kesharlindung Dikdas, sekaligus dapat meng...
  • Pembaharuan Profil Akun Kesharlindung Dikdas
    Halo bapak ibu guru sahabat Kesharlindung Dikdas Tahun 2019 sistem Kesharlindung telah di upgrade. Bapak ibu diminta untuk mengisi kembali...
  • Menulis Cerita Anak, Ala Pak Fadil
      Menulis Cerita Anak, Ala Pak Fadil Kendari, EedLathom@ Seminar Minggu (Seminggu) kembali digelar ratusan alumni Seminar Nasional G...
  • Tanya Jawab Tentang Tunjangan Guru
    Siapa yang menerbitkan SK Penerima Tunjangan Profesi? Jawab : SK Penerima Tunjangan Profesi diterbitkan oleh Direktoral Jenderal Guru dan ...
  • 2019, FKGI Sultra All Out Tingkatkn Kompetensi Guru
    2019, FKGI Sultra All Out Tingkatkn Kompetensi Guru Latoma, Eed Ajang pemilihan Guruku Idolaku Se-Sultra yang digelar Harian Kendari Po...
  • Media Pembelajaran Robam Untuk Operasi Bilangan Bulat
    Media Pembelajaran ROBAM untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Operasi Hitung Bilangan Bulat Positif dan Negatif   EDI ARHAM  SD N...
  • Alumni Semnas Gupres 2017 Rutin Gelar “Seminggu”
    Alumni Semnas Gupres 2017 Rutin Gelar “Seminggu” Latoma, EedLathom@ Ratusan guru berprestasi dari seluruh Indonesia yang merupakan a...
  • GEMAS MENDENGAR ALASANNYA (Salah Satu Praktik Baik Penerapan Budaya Positif di SD Negeri Lalowata)
    Seperti biasa, saat mendapat giliran memfasilitasi apel pagi, saya selalu meminta seorang siswa memimpin dan merapikan barisan peserta. Sete...

Top

Ayo Bapak Ibu.... Ikut Lomba Blog bagi Guru

Bagi yang ingin coba silahkan ikut.... https://www.kompasiana.com/wijayalabs/5bff700dc112fe353d149de2/lomba-blog-ksgn-untuk-guru-blogger-...

Guruku Idolaku Konawe Kendari Pos

Guruku Idolaku Konawe Kendari Pos
Guru Idola Konawe Promosi Program

Rumah Belajar

Rumah Belajar
Saat Ini Sumber Belajar Sangat Mudah Diperoleh
Tema Jendela Gambar. Gambar tema oleh konradlew. Diberdayakan oleh Blogger.